"Tears in Heaven" is a ballad written by Eric Clapton and Will Jennings about the pain Clapton felt following the death of his four-year-old son, Conor, who fell from a window of the 53rd-floor New York apartment of his mother's friend, on March 20, 1991. Clapton, who arrived at the apartment shortly after the accident, was visibly distraught for months afterwards. This song is one of Clapton's most successful, reaching #2 on the Billboard Hot 100 singles chart in the U.S. The song also spent three weeks at #1 on the American adult contemporary chart in 1992.
jumat, 27 April 2012
pembicaraan antara si istri dan suami sehari setelah kepergian sang calon baby, setelah mendengarkan lagu diatas.
istri: "ayah, keita akan ngenalin kita kan ya yah?"
suami: "iya sayang, keita pasti ngenalin kita kok.. kan keita anak pinter"
istri: mata makin basah "keita lagi apa yah?"
suami: "keita lagi maen sama Alloh sayang, kamu jangan nangis lagi dong, keita kan udah seneng disana."
istri: mengagguk "tapi aku kangen keita a, aku mau ketemu keita"
suami: "insya Alloh nanti ada adeknya keita sayang, kamu yang sabar yak demi keita. kasian keita nya kalo kamu nangis terus. yakin pasti ada yang indah lagi setelah ini."
keita sayang, kamu pasti mungkin udah merasa tenang disisi Alloh swt.
maap mama gak bisa menjaga kamu dengan baik selama ini, mama sayang kamu kak.
insya Alloh kini mama udah ikhlasin kakak kei, kakak kei yang baik2 disana yak... doain mama dan ayah supaya kami kuat dan tabah, dan mintakan juga kepada Alloh supaya dia segera mempercayakan kembali mama tuk bisa hamil adek kamu.
kami sayang kakak kei